Powered by Blogger.

Permainan yang melibatkan kata 'GOL'

Futsal menarik perhatianku. Sebelumnya, aku berpikir "Bola? Haha NGGAK NGERTI, makasih!", tapi semenjak menonton aksi tim Indonesia di piala AFF dan Smansa Cup di sekolah, I enjoy this game yang melibatkan seorang wasit, kerja sama, gawang, bola, sejumlah pemain, dan sebuah kata 'GOL'. Well, memang sih aku nggak berjingkrak-jingkrak sambil meneriakkan kata 'GOL' begitu salah satu tim berhasil mencetak gol.

Seharian aku betah nongkrong di depan kelas - menonton pertandingan fustal ditemani salah seorang temanku. Yah, kalau boleh jujur, lebih seru menonton pertandingan futsal cowok daripada futsal cewek, dan lebih asyik menonton langsung. Kalau permainan cowok, mereka saling oper-operan bola dan tiba-tiba aja sebuah tendangan dahsyat berhasil membuat sebuah bola menembus gawangnya tim lawan. Well, aku memang nggak bisa bermain permainan bola gitu dan hanya mengerti dua hal tentang permainan ini: Jaga bola tetap di kakimu sampai kau bisa mencetak sebuah gol untuk tim-mu DAN jaga gawangmu biar nggak dimasuki bola.

Waktu SD, aku pernah menjadi pemain dan hanya satu kali aku mendapatkan bola di kakiku dan hal ter-BRILIAN yang pernah kulakukan adalah: menggiring bola ke gawang tim sendiri (baca: gol bunuh diri). Well, maklum aja, kan waktu itu aku NGGAK NGERTI cara mainnya gimana. Satu hal yang perlu kau tahu: jangan masukkan aku ke dalam tim-mu karena bisa aja tiba-tiba tim lawanmu mendapat satu skor karena aksi gol bunuh diri. Hahaha, becanda. Lupakan aja, oke?

Tapi, setelah dua hari ini menonton pertandingan futsal, lumayan tahu lah mengenai permainan bola kaki ini; bola nggak boleh kena tangan dan kalau kena tangan dinamakan 'Hand Ball' dan kalau mau menendang bola tunggu sampai wasit meniup peluit mungilnya.

Ngomong-ngomong, tim futsal cowok kelasku bermain keren banget dan well, aku jadi salut sama mereka. Mereka nggak mencapai final sih, tapi kan yang penting, YOU ROCKS, GUYS!

p.s. Oh iya, asa gimana gitu waktu ngeliat kedua tim saling berjabat tangan di akhir permainan dan terlepas dari hal-hal di atas, novel Percy Jackson seru banget! Oh, tunggu aku, hey buku kelima!

Seminggu sebelum liburan

Minggu ini Minggu Bebas; di mana kau tidak perlu membawa ransel berisi buku pelajaran dan hanya bolak-balik ke kantin sesukamu dan tentu saja, berkumpul dengan teman-teman sekelasmu. Agenda kegiatan Smansa padat saat Minggu Bebas; drama musikal kelas sebelas, pertandingan futsal cewek dan cowok antar kelas, pertandingan catur, pertandingan basket, donor darah, dan bazaar. Sementara pembagian rapor hari Jumat, dikarenakan jadwal pertandingan futsal. Well, tahun ini ada Smansa Cup. Semua kelas wajib ikut, tentu aja, dan kalau nggak ikut didenda.

Kelasku saat bertanding melawan sepuluh satu menggenggam skor 1-0 (angka 1 untuk kelasku) dan 6-1 saat melawan dua belas IPS dua. Dan karena kekalahan di pertandingan kedua, timku menjadi terpukul. Nggak apa-apa, Kawan, toh kalian udah bermain secara sportif kok! *pernyataan klise*. Sebenarnya sih, di pertandingan pertama aku hanya menonton detik-detik terakhirnya *saat tendangan pinalti*, soalnya setelah apel pagi aku mengikuti seminar bertema “Tata Tertib Berlalu Lintas” yang melibatkan polisi dan salah satu merk ban. Ada untungnya juga sih ikut seminar itu – aku membawa pulang sebungkus snack. Yah, kalau mangkir sih nggak bisa soalnya aku udah ditunjuk oleh ketua kelasku.

Teman-teman sekelasku menjerit histeris sambil jingkrak-jingkrak di lapangan saat timku mencetak gol. Aku bersikap biasa aja dan jangan kau mengira ada kelainan pada diriku. Bersikap biasa aja nggak apa-apa kan? Toh aku juga senang walaupun hanya di dalam hati.

Lila mengikuti kegiatan Persami di sekolahnya dan hanya dua kata yang bisa melukiskan itu: ASYIK BANGET. Nggak adil deh. Waktu aku masih bersekolah di situ nggak ada tuh acara Persami macam begitu. Waktu aku menjenguknya bersama dengan Mawmaw dan Pawpaw, nada bicara si Lila sarkastis banget – kelihatan kalau dia lagi nggak pengen diganggu dengan kedatangan anggota keluarganya. Para kakak kelasnya berkemah di halaman sekolah dengan mendirikan tenda dan itu membuatku amat sangat ENVY.

Ngomong-ngomong, para guru nggak mengadakan remedial. Jadi, tersenyumlah saat melihat nilai-nilai di rapor nanti (kalau begitu, bagaimana dengan nilai Fisika, Kimia, dan Matematika-ku?).

Well, selamat menikmati liburan kalau begitu.

dan akhirnya soal-soal Ulum bentuk essay

Well, sepertinya para guru mengerti keinginanku : seminggu ini soal-soal ulangan umum dibuat dalam bentuk essay. Oh, sepertinya aku tahu mengapa para guru bisa mengerti. Kurasa, blogku berhasil terlacak di server sekolah dan kemudian salah seorang staf membuka lalu membacanya lalu kemudian dia menyampaikan kepada staf lainnya dan kemudian sampai ke para guru dan lalu para guru sepakat untuk bikin soal bentuk essay. Yah, abaikan aja deh. Itu kan hanya satu dari sekian banyak pikiran ala nerd-ku.

Aku mengangkat bendera putih di Kimia dan ada soal yang nggak aku jawab. Tapi, di lembar jawabanku hanya nomor delapan yang jawabannya terpanjang di antara jawaban-jawaban lainnya. Soal nomor delapan itu menghitung massa atom relatif. Semalam aku udah belajar dan dengan percaya diri aku bisa menjawab soal-soalnya besok - tapi, ternyata.... Oh. Oh. Oh. Kau tahulah lanjutannya.

Ada pertanyaan brilian di lembar soal Bahasa Indonesia : Sebutkan 4 novel tetralogi Andrea Hirata. Dan dengan cengiran di muka aku menulis jawabannya di atas lembar jawaban dengan AMAT SANGAT lancar.
Awas aja kalau jawabanku disalahkan.
Seperti yang pernah kubilang, soal-soal Math itu lebih baik essay soalnya para guru Math menghargai proses penjawaban muridnya. Semua soal aku jawab walaupun jawabannya rata-rata 'menggantung' semua.

Ngomong-ngomong, proyek Seni Rupa-ku udah dibagikan - angka delapan puluh untuk proyek ke 2 dan ke 3, angka tujuh puluh delapan untuk proyek ke 5, dan angka tujuh puluh tiga untuk proyek ke 6. Well, aksi-silangkan-jarimu-hope-for-the-good-results ternyata berhasil. Alhamdulillah kalau begitu.

p.s. Ulangan Akhir Semester Gasal udah selesai dan sekarang tinggal bersiap-siap untuk menghadapi remedial, dan melahap novel-novel yang sempat tertunda, tentu saja.

p.s.s. Soal bentuk essay itu asyik loh - apalagi buat siswa yang hobi banget nulis en mengarang.

Alias nggak gitu sih aku hanya gatau jawabannya apa jadinya mengarang bebas.

School-free-day post

School-free-day on this Saturday cause of Teachers Day. Wew, seems like a magic when I was on twitter and read timelines that there was no school for Saturday. Waktu pengumuman libur diumumkan, aku udah pulang dan untungnya sepulang sekolah aku langsung log in ke twitter. Kalo nggak, mana aku tahu kalo besok libur. Aku berani bertaruh, setelah pengumuman itu diumumkan, berpasang-pasang kaki menari tap di lapangan – merayakan hari libur walaupun cuma sehari. Well yeah, kan jarang-jarang tuh Smansa memberikan libur walau hanya sehari kepada seluruh warganya *apalagi para peserta didiknya*. Dengar, sekolah lain udah meliburkan peserta didiknya waktu hari Kamis, sementara Smansa nggak. Dan amazingnya, liburnya waktu hari Sabtu uhuy!

Kebetulan, di hari Sabtu my-adorable-sista ikut manasik haji untuk ke-tak-terhitung kalinya. Aku memutuskan untuk ikut, hitung-hitung bernostalgia gitu deh *hasyalala*. Terus, daripada di rumah ngapain coba?

Banyak anak kecil di MDA-nya si Lila yang memakai pakaian ihrom dan sibuk lari-larian di lapangan. Ada Ka’bah juga wahahaha *ya iyalah /plaks*. Tapi, dalam ukuran mini dan ada Hajar Aswadnya juga! Tapi, bukan beneran lah cuma kertas aja gitu dibentuk kayak Hajar Aswad. Ekspresi si Lila dari mulai wukuf sampai tahallul datar aja en nampak…bosan. Well yeah, tentu aja. Dia kan udah ke-tak-terhitung kalinya ikutan manasik haji. Atau mungkin karena dipantau sama kakaknya yang paling culun di kelas ini kali ya terus dia jadi pundung gitu?

Betewe, still remember about my Anyaman Projects? Proyek yang kukumpulkan udah dinilai sama Mr. T dan tebak nilainya berapa coba? Enam puluh lima. Pas. Nggak ada plus nggak ada min. Eh, udah bergetar jemariku memegang kuas, tanganku yang belepotan tinta, dan mukaku yang bersimbah peluh, dikasih nilai enam puluh lima? Oh gosh, mendapatkan nilai delapan puluh dari Mr. T emang susahnya minta ampun (yah, kecuali jika kau seorang calon seniman). Nah, Mr. T memberikan proyek lagi nih. Kali ini, anyamannya bentuk lingkaran gitu. Nah, lingkaran itu kan identik dengan jangka, jadinya menebalkan garisnya itu pake jangka yang udah dibubuhi oleh tinta. Terus, tebal goresan tintanya itu harus 0,8 mm. Bisa dibayangkan gimana rempongnya memutar jangka yang dibubuhi oleh tinta? Alhasil deh, belepotan ke mana-mana terus terancam goresan garisnya ketebelan (baca: lebih dari 0,8 mm).

Dan itu membuatku mikir. Harus cari jangka yang bisa buat drawing pen berukuran 0,8 mm nih. Dengan begitu, nggak usah berkutat ria dengan tinta hahahaha *dilempar sekardus drawing pen oleh Mr. T*.

Oh iya, ngomong-ngomong tentang tugas, Mr. M memberikan tugas nih mengerjakan berlembar-lembar soal Math di workbook. Terus, dikumpulkannya awal Desember gitu. Haha, gampang deh tinggal lihat ke temen yang udah mengerjakan semua soal hahahaha *dilempar buku paket Math versi bahasa Inggris sama Mr. M*.

Ngeh, udah ah. Maaf ya udah berminggu-minggu aku nggak posting. Selamat bermalam minggu.

Oh. Tidak. Aku. Kena. Remedial.

Kau telah terbebas dari belenggu soal-soal yang memusingkan begitu lembar jawabanmu tertumpuk rapi di meja guru. Setelah itu, kau tinggal menarik napas merdeka dan menunggu hasil kerja kerasmu. Begitu hasil kerja kerasmu dibagikan, mulutmu akan menganga lebar dan bergumam, “Ah, hebat. Aku kena remedial”. Padahal, kau merasa kau sudah mengerjakannya dengan benar dan menurutmu soal-soalnya piece-of-cake. Tapi ternyata, kau kena remedial.

Kau udah belajar sampai larut malam dan besoknya kau menjawab soal-soalnya dengan lancar. Tapi, kok bisa sih kau kena remedial? Hm, kalau begitu, kita senasib, kawan. Hm, bukannya aku sombong. Tapi, memang benar kok soal-soal UTS kemarin asa gampang en lacar dijawab.

Remedial itu nggak enak, tapi perlu. Perlu banget buat nilaimu nanti. Tapi, nggak enaknya kau harus berhadapan dengan soal-soal lagi sementara teman-temanmu yang lain asyik menatapmu dengan mulut menyeringai lebar seraya bersyukur nggak kena remedial.

...dan sekarang siapkan origami paper, kertas asturo, double tape, dan spidol!

Mrs. T, guru agama, memberi tugas kelompok: membuat hiasan bertuliskan 99 Asmaul Husna. Kelompokku (yang beranggotakan 8 orang) memutuskan untuk membuat hiasan dengan origami paper dan kertas asturo. Terus ditempel di selembar kardus. Hm ya, aku setuju aja sih dengan idenya. Yang penting, jadi deh. Tugasnya dikumpulkan hari Senin minggu depan. Jadi, waktu hari Jumat kami berkumpul untuk diskusi tapi bohong, maksudku pembagian tugas masing-masing anggota. Yang menulis Asmaul Husna dalam bahasa Arab dua orang, yang menulis artinya satu orang, dan yang menulis huruf latinnya satu orang. Sisanya? Hm ya, menempelkan kertas ke kardus, beli ini beli itu, memotong-motong kardus, dan mewarnai huruf Arabnya.

Tapi ternyata, pembagian tugas kayak gitu amat sangat salah. Seharusnya, dalam 8 orang itu, masing-masing menulis Asmaul Husna. Bayangkan ini kawan, dua orang menulis huruf Arab, satu orang menulis artinya, dan satu orang lagi menulis latinnya! Tapi, seperti kertas yang udah digunting, kami dikejar deadline dan berjam-jam kami nongkrong di sekolah untuk mengerjakan tugas.

Ngomong-ngomong tentang pembagian tugas, aku dan salah seorang anggota yang lain kebagian memotong-motong kardus menjadi 100 lembar. Aku 50 lembar, dan anggota yang lain 50 lembar. Di sekolah, aku berkutat dengan double tape
*well, panggil aku Miss Double Tape sekarang #apadehlukik*.
Sebenarnya sih, nggak semuanya kerja full time. Ada yang sibuk ngobrol, sibuk SMS-an sama pacarnya, bahkan sibuk ekskul. Astaga, aku sampai izin nggak masuk English Club loh demi mengerjakan tugas! Well, bukannya sombong ya, hanya aku dan salah seorang temanku yang sibuk mengerjakan tugas ini.

Bagaimana dengan nasib tugasnya sekarang? Apakah udah selesai? Hm yeah, sebenarnya BELUM. Masih banyak kertas asturo yang perlu ditulis huruf Arabnya. Jadinya, cara terbijak sekarang adalah menimpakan tugas itu kepada anggota yang belum kerja secara full time. Dengar ini, aku dan salah seorang temanku itu baru pulang jam tiga sore karena sibuk mengerjakan tugas itu. Sekolah udah sepi. Tapi, ada seorang anggota yang bersedia membantu dan jadinya, tugas itu sedang ada di rumahnya sekarang.

p.s Aku tidak bisa menyertakan gambarnya dikarenakan tugasnya lagi ada di rumah salah seorang anggota kelompok.

Siapkan kertas krep, kuas, dan tinta hitam - kita akan mewarnai!

Minggu ini aku sibuk. Sibuk sekali. Pada malam-malam minggu ini, aku nggak pernah absen untuk mengerjakan proyek Seni Rupa. Yeah, kau kira proyek ini amat sangat mudah dan…menyenangkan. Tapi kau salah, teman. Proyek Seni Rupa kali ini adalah membuat ornament geometri anyaman. Jadi, Mr. T memberikan satu orang murid selembar kertas berisi contoh gambar ornamentnya. Kami harus menggambarnya di kertas khusus. Pernah dengar tentang selembar kertas yang bagian depannya halus dan bagian belakangnya kasar? Tidak? Oh, kalau begitu kertas itu hanya ada di sekolahku. Hebat banget kan? Oke, lanjut.

Sebenarnya, proyek ini udah kelar bahkan SEBELUM liburan. Tapi, kehidupan berkehendak lain, teman. Mr. T adalah tipikal guru yang menginginkan pekerjaan muridnya perfect se-perfect-perfectnya. Kalau ada bagian yang ‘salah’ menurut kamusnya – walaupun hanya sedikit, nilaimu akan dikurangi minus sekian, dan tertawalah karena kau akan disuruh mengulang lagi pekerjaan yang sudah susah-payah kau kerjakan. Jadi, setelah dibikin sketsa ornamentnya, diwarnain pakai kertas krep yang udah dilarutkan dalam air dan tinta gambar (bersiaplah menjadi hitam), setelah diwarnai, garis-garisnya ditebalkan pakai drawing pen berukuran 0, 8 mm. Jangan bilang deh mewarnainya gampang. Aku tidak bakat mewarnai pakai kuas. Hasilnya…acak-acakan. Keluar garis. Nggak rapi.

Setelah bikin susah payah, ternyata aku salah bikin ornamentnya. Penempatannya itu loh. Makanya, aku udah ulang pekerjaanku BERULANG kali – sampai lima kali bikin. Pertama, aku mewarnai keluar garis (percaya deh, aku nggak bakat mewarnai pakai kuas). Kedua, aku salah membuat anyamannya (namanya anyaman, pasti ada anyaman yang keluar, dan yang masuk). Ketiga, aku salah mewarnai. Keempat, aku mewarnai keluar garis (terutama bagian ornament yang diberi tinta hitam. Percaya deh sama aku, mewarnai dengan kuas plus tinta hitam itu SUSAH dan harus SABAR). Kelima, ornamentnya udah jadi, tinggal diwarnain.


Penasaran dengan proyek itu? Cekidot.


Tada! Proyek telah selesai! Gimana? Bagus ya, bagus ya!

Belum juga proyek itu selesai, Mr. T memberikan lagi proyek bikin-ornament-part-kedua. Oh menakjubkan. Sepulang sekolah, aku langsung membuat sketsanya. Tapi, karena aku memprediksi bakal ada tugas tambahan sebelum hari Rabu, aku langsung mewarnainya – plus mewarnai proyek pertama juga.

Eh iya, selingan dulu ya. Karena udah frustasi, salah seorang temanku malah mewarnai proyeknya dengan krayon, terus ditimpa dengan air. Jadi, kesannya tuh kayak diwarnai pakai kertas krep. Dan anehnya, waktu Mr. T melihat proyeknya, Mr. T biasa aja tuh, nggak ngomel-ngomel. Hmm, jadi intinya, situasi darurat kadang membuatmu melakukan hal-hal di luar dugaan.

Untung saja minggu ini nggak ada tugas yang meribetkan. Tahu nggak, padahal minggu ini minggu yang bebas loh. Pada hari Senin, sekolahku merayakan ulang tahunnya yang jatuh pada tanggal 16 September kemarin, hari Kamis sekolahku ikut merayakan ulang tahun kota-kecilku-yang-agak-mirip-sama-kota-Forks, Karawang. Terus, hari Sabtu ada acara penyampaian-visi-misi-dan-pendapat bagi kakak-kakak kelas calon ketua OSIS, seperti adu pendapat gitu deh, tapi jujur deh, nggak seru.

Oh iya, sekadar FYI, aku udah baca “Diary of a Wimpy Kid” dan gara-gara buku itu aku mengetik sebuah jurnal di laptop. Dengan begitu, catatan harian di sekolah terekam dengan sempurna di jurnal itu. Hehe, padahal niatnya kalau udah jadi murid SMA beneran, aku mau menulis buku loh tentang kehidupanku di SMA. Nanti bukunya dipisah-pisah. Kelas 10 itu buku satu, kelas 11 itu buku dua, dan kelas 12 itu buku tiga. Tapi, itu hanya niat, nggak dilaksanakan.

Hmm, oke dah sekian. Salam kertas krep, kuas, dan tinta hitam!

***

p.s. HAI, terima kasih sudah membaca postingan ini. Sekadar FYI, postingan ini adalah postingan yang paling banyak dilihat, sudah 1318 (terima kasih fitur 'Stats' di Blogger!). Aku juga melakukan hal yang sama ketika mendapat tugas ini--googling mengenai motif anyaman. Daaan, karena begitu banyak siswa dari SMA X (tahu sama tahu aja deh, kamu juga murid dari SMA X, kan?) yang bingung ketika pertama kali Mr. T menugaskan proyek ini, dan karena aku juga pernah mengalami hal ini, aku akan memberikan beberapa tips.

1. Tips mewarnai
Warnai pakai kertas krep sesuai dengan perintah Mr. T. Ya nggak apa-apa sih kalau kamu mau melakukan cara lain, asal pintar mengaturnya saja. Kalau pakai kertas krep, jangan banyak menambahkan air. Nanti hasilnya bakal jelek, warnanya membuyar ke mana-mana. Ambil kertas krep lalu taruh di palet, tambahkan sedikiiiiit air (maksudnya hanya beberapa tetes), lalu peras kertas krep itu. Untuk mewarnai bidang gambar biar tidak berantakan, gunting bulu kuasnya sampai rata. Kuas yang bulunya rata lebih enak dipakai. Jangan bereksperimen dulu dengan drawing pen sebelum diwarnai. Kamu nggak mau, kan, tinta drawing pennya luntur dan mengotori bidang gambar?

2. Sabar, sabar, sabar, sabar, sabar, sabar...
Iya, aku tau kok tugas ini bikin frustasi dan amat sangat menyita waktu. Kamu nggak sendirian, teman-temanmu yang lain juga merasakan hal yang sama. Butuh beberapa kali gagal sebelum kamu berhasil. Iya, aku tau ini menghabiskan uang gara-gara beli kertas lagi. Jangan ragu untuk nanya ke teman yang mengerti dan jago akan tugas ini. Biasanya sih, ada satu-dua orang yang jago dan sering dimintai tolong (minta dibikinin, maksudnya). Mereka nggak akan segan bantuin kamu dan pasti hepi-hepi aja. Setidaknya, jadikan tugas ini sebagai pelarian dari ulangan Math, Kimia, atau Ekonomi.

3. Tenang, tugas ini hanya ada di kelas satu
Kamu nggak akan menghadapinya lagi di kelas dua (kecuali kebijakannya sudah berubah). Jadi, tenang saja. Tapi, begitu kamu di kelas tiga... Ah, sudahlah. Biar kamu tahu sendiri nanti.

Semoga tips-nya berguna. Daaan, selamat menekuri Senrup lagi! MUAHAHAHA.

Meet Pow-Pow, peeps!

Mbah Kung Karanganyar ternyata memelihara seekor-kucing-putih-yang-lucu-dan-suka-dielus. Aku baru tahu kemarin, waktu lebaran. Aku nggak tahu siapa namanya. Tapi, aku en Lila memanggilnya “Pow-Pow.” Kadang dipanggil “Billy”. Tapi seringnya “Pow-Pow”. Kenapa dipanggil Pow-Pow? Nggak tahu ya, jangan tanya aku.

Baru sekali ini loh aku bergaul dengan kucing. Yeah, aku suka kucing. Soalnya, mereka itu lucu, menggemaskan, walaupun suka main cakar (tapi kalo kitanya baik nggak bakalan diapa-apain kok).

Aku pernah baca di majalah GIRLS. Di situ dibahas tentang boneka anjing en kucing yang lagi tidur, tapi bisa bernapas. Aaaah, boneka kucingnya lucu beuttt! Jadi pengen deh, krauk! Beli di mana ya? -,-

Di jalan juga sering ketemu kok sama para kucing jalanan. Ada kucing yang jelek, yang dekil, yang galak, yang lucu juga ada: anak kucing! Waktu di perjalanan sepulang sekolah, aku ketemu sama dua anak kucing, yang satu belang-belang orange, yang satu lagi belang-belang abu. Kayaknya adik-kakak gitu. Lucu! Pengen dibawa pulang jadinya. Tapi, kuurungkan niatku.

Di rumah nggak ada kucing, adanya ikan (tapi ikannya udah mati semua)… dan boneka kucing. Ugh, padahal aku pengen loh memelihara kucing. Terus, kenapa nggak pelihara aja? Hm, nggak tahu.

Si Pow-Pow dipakaikan kalung warna merah sama Mbah Kung. Setiap berkunjung ke Karanganyar, aku en Lila pasti main bareng sama Pow-Pow. Suaranya Pow-Pow cempreng gitu. Tapi mukanya imut, apalagi waktu lagi tidur.

Waktu pertama kali pegang Pow-Pow, dia agak kaget. Terus, lama-lama dia nurut en langsung tiduran deh!

Eh iya, di rumah Mbah Karanganyar juga ada ayam en kelinci. Tapi, kelincinya nggak bisa dielus-elus soalnya ada-di-dalam-kandang. FYI, aku nggak tega makan daging kelinci. Kenapa? Soalnya kelinci kan hewan yang imut, masa hewan se-imut itu dimakan sih? Kan kasihan huhuhuhu.

Pow-Pow kayaknya rada suka sama si Lila. Soalnya, ke mana-mana si Lila diikutin si Pow-Pow terus.

Aku heran deh, kenapa ada orang yang takut sama kucing? Kucing itu kan lucu, imut!

p.s. karena nggak ada kucing 'beneran' di rumah, aku cari aja wallpaper kucing dari flickr huahuahuahua.

Dari belajar mbatik sampai main ke Lawang Sewu

Alhamdulillah akhirnya liburan Lebaran datang. Yipiii, nggak sekolah. Yipiii, nggak menghadapi tugas-tugas yang banyak (dan kebanyakan tugas Power Point). Dan seperti biasa, hal yang sangat klise, liburan di rumah Nenek. Hebat. Kalau nanti waktu masuk sekolah en Mr. U menugaskan bikin karangan liburan, aku akan menggunakan judul itu.

Lima tingkatan

Hari Jumat dan Sabtu aku ikut pesantren kilat di sekolah. Pesantrennya full loh, maksudnya dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang pesantren kilat terus - gak belajar. Jadi, pesantrennya bergiliran sama kelas lain. Misalnya hari Senin en Selasa itu kelas X-1, X-2, en X-3. Terus, hari Rabu en Kamis kelas X-4, X-5, X-6. Nah, hari Jumat en Sabtu giliran kelas X-7, X-8, en X-9 deh!

Materi pertama itu tahfiz, baca surat-surat Juz Amma. Terus, materi kedua itu tentang fikih, en yang terakhir tentang akhlak. Nah, yang paling seru itu materi tentang akhlak. Soalnya, gurunya juga menerangkannya sampai ke detail-detailnya, pakai contoh pula. Jadinya kan ngerti hihi.

Ada tuh salah satu materi tentang tingkatan orang Islam.

Tingkat pertama itu Muslim, yaitu orang Islam yang mengucapkan dua kalimat syahadat, tapi belum melakukan yang namanya shalat, ngaji, zakat, dll. Tingkat kedua itu Mukmin, yaitu orang beriman. Tingkat ketiga Muhsin, yaitu orang yang selalu merasa diawasi sama Allah dalam kehidupannya. Tingkat keempat Mukhlis, yaitu orang yang ikhlas. Menjadi orang yang ikhlas itu beraaaaat banget, kata Pak S, guru yang menerangkan materi ini. Apapun yang dilakukan hanyalah karena Allah, bukan karena apa-apa. (satu hal yang sekarang aku tahu: Kalo misalnya nih kau ditanya sama orang: “Ikhlas gak nih?” terus, kau jawab: “Ikhlas”, berarti kau nggak ikhlas – ngerti tak?). Jadi, kalo misalnya seseorang yang ikhlas habis menolong orang lain, dia nggak mengingat-ingat lagi apa yang tadi dilakukannya. Soalnya kan, dia menolong orang lain hanya karena Allah. Kata Pak S: penjelasan tentang Mukhlis masih panjaaaaaang #lebay. Tingkat kelima Muttaqin, yang kata Pak S: orang surga yang hidup di dunia. Jadi maksudnya, gak peduli lah sama urusan duniawi. Muttaqin itu pembawaanya tenang, gak mudah stress, gak mudah panik.

Tapi kemarin hari Sabtu nggak sampai full ikut sanlat-nya. Soalnya, aku ikut ICAS sih. Dan FYI, soal-soal ICAS English susyaaaaaaaah-lalala deh. Banyaaaaak banget vocab yang aku nggak tahu. Terus, gaya bahasanya pakai gaya bahasa Australian, bukan American – makanya rada beda, begitulah kata Kang U. (FYI: sehari sebelum ICAS, temen-temen di kelas pada ‘berkonsultasi’ sama Kang U, akang yang kemarin baru pulang dari Amerika). Haha heran sama diri sendiri, kenapa malah pilih English ya bukannya pilih Math -______-“

‘Ke, semoga saja nilai ICAS-ku lumayan #terekjes.

p.s tanggal 27 Ags nanti kelas 9G mau buka bareng, yeaaah! Can’t wait lalala~

Photography class

Di sekolah ada pelajaran fotografi loh! Aku kira tuh ekskul, ternyata mata pelajaran. Haa, coba fotografi itu ekskul, pasti ikutan deh! Oke oke, lupakan. Balik lagi ke topik utama.

Nah, jadi waktu pertama kali KBM tuh, langsung teori fotografi gitu. Terus, pertemuan kedua mulai membahas hal-hal tentang fotografi di buku "Black and White Photography" yang ditulis sama Henry Horenstein. Sebenernya, buku dalam format pdf gitu, jadinya pake proyektor deh. Aku udah minta buku pdf-nya di temen hehe (soalnya kan proyektornya disambungkan ke laptop salah seorang temenku, terus buku pdf-nya dicopy deh di laptopnya).

Terus, setelah membahas blabla, Pak N ngasih tugas; buat foto bertema 'dream', 'senja hari', dan foto terbaik yang kita punya (fotonya diambil sebelum hari-diberinya-tugas-fotografi-tersebut).

Nah, kalo foto terbaik itu, aku pilih foto dari-atas-pesawat-itu-loh. Soalnya, aku suka sama foto itu (walaupun jepretan sendiri). Eh, aku jadikan wallpaper di desktop juga loh *terus kenapa gitu?*.

Eh iya, Pak N bilang 'masuk sampah keluar juga sampah'. Maksudnya tuh, jadi foto yang kelihatan jelek, kalo di-edit nggak bakal bisa bagus. Kalo awalnya jelek, walaupun di-edit tetep aja jelek. Begitulah, prinsipnya para fotografer profesional. Mereka berusaha untuk menghasilkan foto yang bagus. Do you get it? Kalo masih nggak ngerti juga, pikirkan deh (halah!).

Nah terus, ada nih kalimat di "Black and White Photography" yang aku temukan; "Good pictures are made by photographers, not cameras, so don’t worry if a complicated camera doesn’t suit your budget or your creative goals. You don’t need the most expensive model or fancy features; many wonderful pictures are made with simple, even primitive equipment."

Eh iya, waktu awal pertemuan, Pak N menunjukkan beberapa foto. Aku kira tuh foto-fotonya bukan hasil jepretan Pak N, soalnya kan kelihatan profesional, detiiiiil banget. Ada foto seekor capung di daun, terus foto motor Harley Davidson. Ternyata eh ternyata, foto-fotonya jepretan Pak N! Huaaaaa keren!

ps. Minggu depan pelajaran fotografi bawa kamera, soalnya buat foto-foto gitu. Asyeeeeek!

MOS is selesai

Selesai, selesai, se-le-sai! Horeeeee, jingkrak-jingkrak deh! MOS udah selesai doooong haha. Selama 3 hari + 1 hari pra-MOS berusaha tegar menghadapi tantangan *halah*, berusaha untuk 'lebih menghargai waktu', dan blablabla, akhirnya merdeka deh! HAHAHAHA...

Jadinya, besok pake seragam SMA yeaaah! Tapi, katanya sih kalo misalnya belum punya seragam SMA, yasud pake seragam SMP juga nggak apa-apa. Tapi, hari Senin harus pake seragam SMA. Dan besok udah mulai belajar. Sekarang, sekolahku menerapkan sistem belajar 'moving class.' Huahaha, cool kayak Hogwarts deh.

Yes, I'm a freshman now

*done making upin-ipin name tag and hunting some things for tomorrow

Yeah yeah, I'm... a freshman anak SMA now. Dan aku harus ikut MOS; tapi sekarang udah ganti jadi MOPD (atau Masa Orientasi Peserta Didik). Nah, jadi tuh hari Jumat pra-MOS-nya, eh, pra-MOPD-nya. Aku deg-degan banget, udah stress duluan, udah sakit perut duluan, udah pusing duluan (buset, lebay amat sih!). Haha, nggak, pokoknya udah stress duluan deh. Udah cemas banget ntar kayak gimana *sepertinya aku mempunyai sifat posesif deh*.

Oke, ternyata tuh MOPD di SMA 180 derajat beda sama yang di SMP. Hari Jumat tuh pembagian gugus gitu sama perkenalan. Aku di Gugus Bangsa 2. Dan aku sekelas sama tiga temen SD (tapi temen SMP juga sih). Lainnya dari SMP-ku en dari SMP selain SMP-ku. Oke, jadi masih saling nggak kenal gitu.Align Left

Waktu hari Jumat, kakak kelas yang nge-MOS membacakan daftar barang-barang yang harus dibawa hari Senin nanti. Eh, tapi masih berupa teka-teki dan mesti ditebak. Kakak kelasnya juga membacakannya cepet banget. Waktu aku mendengar kalimat pertamanya aja aku udah keheranan. Maksudnya apa sih? Yasud, setelah pra-MOPD, aku SMS-an sama temen-temenku. Yeah, saling mendiskusikan 'daftar' itu.


Aku langsung bikin papan nama - kardus bergambar tuyul itu (baca: Upin-Ipin). Aku bentuk jadi persegi, ditulisin namaku pake spidol, digambarin tuyul di kanan kirinya, terus dikasih tali deh di atas kardus itu. Taraaaaaa!

Kakak kelas dipanggil 'Akang' buat laki-laki en 'Teteh' buat perempuan. Sementara, si anak baru dipanggil 'Ai' atau adik. Tapi, ada juga tuh salah seorang temenku mem-plesetkan 'Ai' jadi 'Anak Ingusan.' Wuahahahaha...parah.

Karena banyaknya barang yang dibawa buat MOPD, aku jadi memanggul ransel dan merasa seperti kulkas berjalan.

Jadi anak baru tuh rasanya seperti seekor monyet di kebun binatang; para kakak kelas menatapmu saat kau berjalan di tengah-tengah mereka.

Pa sibuk mencelotehkan, "Udah lah biasa aja. Nggak usah tegang. Mereka kan cuma pura-pura galak. Ntar setelah MOS juga bakal kembali normal kok!" dan kebanyakan sih menasihatiku,"Biasa aja, nggak usah tegang!"

ps. MOPD-nya tiga hari.

***

p.s. Helloooo, there, anak baru! Selamat datang di sekolah baru kalian MUAHAHAHA. Nikmati selagi kamu bisa karena siapa tau kamu ga bakal menemukan teman-teman yang asyik seperti sekarang di kehidupan selanjutnya. (?)

Oke, karena postingan ini merupakan postingan yang paling banyak dilihat (terima kasih kepada fitur 'Stats' di Blogger!), aku akan memberikan sedikit tips menghadapi masa orientasi, alias MOS. Aku juga bakal mengikuti ospek bulan September 2013 nanti (iya, aku tahu ini postingan tahun 2010, tapi aku sengaja menambahkan catatan ini untuk menyambut kalian, anak baru).

1. Bangun pagi
Jangan sampai telat di hari pertama MOS, karena siapa sih yang ingin mendapatkan amarah para senior di pagi hari? Bikin perjanjian dengan teman sekelompok kira-kira kumpul jam berapa di suatu tempat. Para senior sepertinya amat sangat gembira ketika anak-anak baru yang rombongan datang terlambat, jadi biar sekalian ngehukumnya, gitu.

2. Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan
Lakukan ini jika dan hanya jika para senior marah-marah. Biarin aja mereka capek, ntar juga diem sendiri (kalo udah selesai MOS, maksudnya). Ketika kamu lewat di depan senior dan harus bilang, "Permisi, Kak," ga usah takut. Karena pada akhirnya salah satu senior bakal jadi pacarmu, atau gebetan, setidaknya.

3. Teriak dan nangis sepuasnya, terus tidur
Jangan lakukan ini di depan senior, karena pasti bakalan nambah hukumannya. Ketika kamu sudah sampai rumah dengan badan yang capeknya luar biasa, jangan malu dan ragu untuk teriak sekencang-kencangnya. Ambil kaleng terus teriaklah, biar teredam suaranya, kalau tidak mau menganggu orang serumah. Air mata juga jangan ditahan, menangislah! Iya, aku tahu kok MOS enggak akan langsung selesai begitu kamu nangis dan teriak, tapi setidaknya perasaanmu lega. Setelah itu, lanjut tidur. Dengan tidur, kamu bisa sejenak melupakan MOS dan begitu bangun, perasaanmu ga secampur-aduk perasaan semalam.

MOS nggak akan selamanya terjadi. Paling lama seminggu, setelah itu senior kembali ke habitatnya masing-masing. So yea, jangan khawatir *sekaligus menenangkan diri sendiri*.

Oh, btw, jika kamu mencari jawaban untuk teka-teki makanan (iya, aku tahu itu ngeselin, tapi mau bagaimana lagi?), barangkali daftar ini bisa membantu. Silahkan cek halaman Kompas Forum.

Negara pertama

Maaf yo udah lama nggak postingan. Soalnya, selama sepuluh hari aku nggak main-main di dunia maya. Loh, kenapa? Ehem begini. Aku nggak online sepuluh hari karena I went umroh with my family! Hohohoho...

Finger crossed

Seminggu nggak nge-posting kayak udah sebulan aja nggak nge-posting (hey, padahal seminggu loh! S-e-m-i-n-g-g-u!). Oke, jadi diriku ini nggak nge-posting selama seminggu karena harus bercengkrama dengan test seleksi sekolah. Ahahaha, akhirnya setelah sekian lama menunggu, kau datang juga, wahai test seleksi!

Sehari sebelumnya, aku stay di rumah. Walaupun orang-orang serumah pergi ke Jakarta. Pengen ikut sih sebenarnya tapi kan besok...

Hari pertama disuguhkan Bahasa Indonesia dan IPA. B.Indo gampang loh, hahaha. Ada soal yang menanyakan arti kronologis, pemilihan kata itu disebutnya frasa atau diksi, terus.... aku lupa. Kalo IPA, yeah, fisikanya lumayan lah bisa dihitung-hitung. Lah, ini biologinya JAUH dari yang aku pelajari kemarin! Pertanyaannya tuh bikin aku berdebat sama diri sendiri. Makanya, pas udah selesai aku baca lagi soal-soalnya berulang-ulang. Jawabannya hampir mirip, makanya harus teliti menjawab.

Terus, hari kedua disuguhkan Bahasa Inggris dan Matematika. Olalala, ketemu lagi deh sama Matematika (halo Matematika!). Bahasa Inggris nggak segampang B.Indo. Soal-soalnya tuh kebanyakan fill in the blank. Dan...., matematika. Jangan tanya deh, aku udah angkat bendera putih. Pengawasnya datang telat dan belum juga sepuluh soal terselesaikan, waktunya tiga puluh menit lagi.

Hari ketiga IPS. Kalo boleh jujur, soal-soalnya lebih membingungkan daripada biologi. Aku jawab aja berdasarkan feeling dan menurut pengetahuanku.

Soal-soalnya kebanyakan nggak sesuai sama yang dipelajari. Terus, seolah menguji sampai di mana kemampuan en pengetahuan kita.

Waktu sepulang test, rasanya otakku masih ada di dalam ruang test. Berkali-kali aku menyilangkan jari-jariku saat mengerjakan.

Terus, tibalah psikotes. Yeah, begitulah psikotes. Mengerjakan soal tapi pake waktu dan waktunya harus digunakan baik-baik. Ada tuh soal-soal matematika dan waktunya cuma berapa ya? Kalau nggak salah 7 atau 8 menit gitu. Sederhana sih soal-soalnya tapi kan ngitungnya itu loh.

Yeah, semoga aja diterima deh. Soalnya, kalo misalnya diterima aku punya beberapa misi yang harus dikerjakan (halah!). Yeah, aku sudah memberikan yang terbaik, udah berusaha. Semoga ya Allah, diterima.

PS. oh iya, pengumuman seleksinya tanggal 8 Juni. Ha, masih seminggu lagi.

Selalu ada buku yang bisa dibaca


Akhirnya Breaking Dawn habis juga dilahap olehku. Aku melahapnya dari hari Kamis minggu kemarin sampai hari Selasa kemarin. Nah nah, berapa hari tuh? Lima hari, yeah. Waktu di tengah-tengahnya aku sempat bosan, pengen ganti buku aja, pengen cepet-cepet selesai. Terus, aku baca aja terus. Lama-lama nggak bosan lagi deh.

Akhirnya!

Pengumuman lulus nggaknya seorang pelajar kelas 3 SMP - hari ini. Hari Jumat jam satu siang dan itu udah waktu yang amat sangat telat. Pelajar kelas 3 SMP lainnya (maksudku selain SMP-ku) udah mengetahui nasib mereka. Sedangkan, SMP-ku baru diumumkan jam satu.

Shit school.

Hari Jumat paginya aku sengaja nggak dateng ke sekolah (soalnya buat apa coba?). Aku malah menghabiskan waktu baca "The Lost Symbol". Gila, ini buku udah setebal batu bata, penuh sejarah pula. Aku paling malas membaca di saat tokoh bernama Katherine dengan Peter bercakap-cakap tentang sejarah mengenai hal-hal zaman dulu yang dikaitkan dengan penelitian Katherine nantinya (tuh kan, aku juga nggak tau lagi ngoceh apaan). Tapi, emang bener sih pembaca seolah-olah nggak pengen berhenti baca sampai tuntas. "The Lost Symbol" juga banyak vocabulary baru *dalam bahasa Indonesia* - tentu saja. Kalau ada kata-kata yang nggak aku ngerti aku skip aja. Baru sampai adegan di mana si Katherine en Peter ngoceh tentang sejarah, aku langsung nyerah dan mengembalikan bukunya ke rak. Lagipula, aku kan cuman iseng *en sedikit tergoda* buat baca bukunya.

Oke, lanjut.

Selama menunggu jarum panjang menunjuk angka dua belas dan jarum pendek menunjuk angka satu, aku lumayan deg-degan. Gimana nasibku? Ntar aku ikut UN ulangan gak? (kalau begitu harus melahap buku pelajaran lagi deh) Rata-rata nilaiku berapa? Lulus atau nggak?

Kalo misalnya aku nggak lulus, no problem sih sebenarnya. Ntar kalo misalnya gak lulus, aku bertekad untuk mengubah rata-rata yang jumlahnya kecil itu jadi 40 (ha! puas!). Nggak bakal bunuh diri deh. Duileee, nggak lulus aja sampe bunuh diri begitu. Ingat kata d'Masiv, "Hidup adalah anugerah". *tuing*

Sementara anaknya temen Mama udah tau nasibnya dan dia LULUS. Parah, aku kan makin worried.

Akhirnya, aku menerima kertas pengumumannya (yang tampak seperti kertas HVS biasa) dan di situ ada namaku dan nomor peserta ujianku dan tulisan TIDAK LULUS dicoret dan di sebelahnya tulisan LULUS tampak berkilau menyilaukan *di mataku*.

ALHAMDULILLAH.

Biarin deh NEM-nya nggak gede-gede amat *bukan 40 maksudku*. Yang penting lulus en hasil jerih payah sendiri, yeah!

Brother Bear


I watched this movie yesterday and I do love it! This movie is really really awesome. I love the soundtracks, and of course, Koda!

The Spiderwick Chronicles


Yeah, sebenarnya dari sebelum filmnya ada, aku udah baca semua bukunya. Tapi, waktu itu aku masih SD dan bacanya masih main-main (maksudku nggak benar-benar diresapi gitu deh, makanya nggak ada satu pun adegan di buku itu yang kuingat).

That vampire is Edward and his girlfriend is Bella


I finished reading this book this afternoon. Kubawa buku ini ke sekolah selama beberapa hari. Aku beri tahu ya, waktu yang tepat untuk membaca buku di sekolah adalah saat pagi-pagi, saat belum semua orang datang. Di situ sepi. Nggak ada yang berisik, atau lari-larian di kelas, atau nyanyi-nyanyi, atau teriak-teriak di kelas. Dan, ternyata tadi pagi buruk. Sekolahku jadi tuan rumah dalam sebuah acara olahraga gitu deh (se-kabupaten) dan pagi tadi kulewatkan dengan mendengarkan musik yang disetel keras-keras di lapangan (mungkin maksudnya untuk mengisi pagi yang indah, haha). 

Stuck in the moment with UAS

UAS is done! Aku langsung berderap dari sekolah untuk cepat-cepat mengetik postingan ini. Oh yeah! Akhirnya aku telah menyelesaikan semua ujian sekolah yang super duper menyebalkan, mengerikan, menyeramkan, dan menjengkelkan itu. Faktanya sih iya, aku nggak perlu datang ke sekolah itu lagi untuk ikut ujian. Tapi, ntar akhir bulan Mei aku harus ikut ujian seleksi *oh, study hard again!*

Kurasa lebih mendingan deh Ujian Nasional daripada Ujian Praktek dan Ujian Sekolah. Pelajaran-pelajaran di Ujian Sekolah itu pelajaran yang kurang aku suka: Agama, PKn, IPS, TIK, Seni Budaya, dan Bahasa Sunda. Really, aku malah nyantai-nyantai aja sepertinya menghadapi si Ujian Sekolah. Tapi, kalo Ujian Nasional kayaknya lebih siap.

Dan, I miss doing homework. Udah cukup deh menghadapi ujian. Aku pengen mengerjakan PR aja. Lebih asyik dan bisa lihat buku.

Oh yeah, aku jadi tertarik lagi bisa memainkan One Time di gitar. Chords-nya sih OK, tinggal search di internet dan tada, tinggal dihapalin deh! Tapi, masalahnya sekarang, gimana cara nge-genjreng senarnya?

Hasta la vista, Ujian Praktek!

Haha, senang sekali rasanya udah melalui si Ujian Praktek yang mengerikan, menyebalkan, mengesalkan, menjengkelkan, dan menyiksa itu. Oh yeah, bener kata temen aku, lebih serem Ujian Praktek daripada ujian tertulis. Soalnya, aku nggak terlalu jago sama yang namanya 'praktek.'

Hari pertama udah disuguhi oleh Agama dan IPA (ini nih si IPA yang super duper menyebalkan!). Agama mah masih mending, hafalan surat-surat pendek, doa-doa shalat jenazah, dan shalat fardhu. Eh, taunya malah praktek shalat fardhu Subuh. Mana pake doa Qunut-nya lagi! Mana aku hapal! Makanya, aku sebisanya aja (padahal mah nggak hapal sama-sekali hahah!). IPA apalagi, praktek menyusun rangkaian listrik.

Praktek Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda, dan Bahasa Inggris lumayan gampang. Ngarang cerita. Bahasa Indonesia menceritakan kembali cerita Malin Kundang yang didengar dari radio, Bahasa Sunda menceritakan dari gambar, dan Bahasa Inggris menceritakan pengalaman (aku menceritakan waktu hilang di sebuah mal).

Dan, ini dia puncaknya.

Praktek olahraga lari keliling stadion 400 meter dan Seni Budaya itu drama. Okay, penyiksaan ini namanya. Lari 400 meter muterin stadion aja capeknya minta ampun. Hampir pingsan di tempat, dan aku hampir aja sampai di finish urutan terakhir!

Seni Budaya apalagi. Don't ask me that tapi lumayan sukses. Ha, I don't care, yang penting dapat nilai dan Ujian Praktek berakhir.

-----------------------------------------------

Oh, and I'm saving the best for the last.

I've bought new JB's album!

Hahahahahah, puasnya diriku! Setelah drama selesai, aku langsung berderap menuju toko CD dan GOTCHA! Si JB's new album udah bersandar manis di rak. Sampai di rumah, langsung aku copy lagu-lagunya ke my lovely computer. Lagu yang aku sukai dari album barunya : Never Let You Go, Stuck In The Moment, Eenie Meenie, That Should Be Me, dan Up.

I wish I could...

1. Bersepeda ke sekolah.
Selain ramah lingkungan, bersepeda ke sekolah juga kayaknya asyik dan seru dan nggak menimbulkan polusi dan nggak membuat Bumi menjadi semakin panas. Oh yeah, daripada motor dan mobil, harga sepeda juga lumayan ramah di kantong kan?

2. Pakai celana ke sekolah.
OK, I know it sounds stupid, tapi aku pengen banget pake celana ke sekolah, bukan pake rok. Why the girls must wear dress and the boys must wear pants? Kalo pake celana kan lebih bebas bergerak, bisa lari-larian di lapangan sekolah, dan nggak bakal tersandung sama rok. Waktu kelas satu, aku sering tersandung gara-gara pake rok panjang dan jalanku jadi lebih lambat.

3. Merawat anjing dan kucing jalanan yang terlantar.
Setelah baca buku "A Dog's Life" karangan Ann. M. Martin, aku jadi bersimpati sama anjing-anjing dan kucing-kucing jalanan yang terlantar. Di jalanan mereka merasa kedinginan, kelaparan, dan menginginkan majikan yang menyayangi mereka. Kadang, mereka bertengkar dengan sesama hewan jalanan lainnya untuk memperebutkan makanan, dan makanan itu biasa mereka cari di tempat sampah.

4. Naik eskalator untuk turun, dan turun eskalator untuk naik.
Oh man, it's a stupid activity, tapi aku juga pengen melakukannya walaupun hanya sekali dalam hidup. Anggap aja deh seperti naik roller-coaster yang panjangnya tujuh kaki :p

5. Punya kamera ala fotografer profesional.
Nanti, di saat jalan-jalan, aku akan membawa sebuah tas kecil berisi kameranya. Lalu, kalo ada hal yang menarik, akan aku abadikan deh!

6. Ngomong pake Bahasa Inggris dengan lancar dan nggak malu-malu lagi ngomong pake Bahasa Inggris.

7. Naik-turun dengan lift dan berulang-ulang menekan tombol dari lantai 1 ke lantai 5 ke lantai 2 ke lantai 6 dan seterusnya, semau aku.

8. Main gitar dengan lancar dan memainkan lagu "One Time" by Justin Bieber berulang kali sampai aku bosan dan jari-jariku sakit.

A robot who named Wall-E


Have you watched this movie? Kemarin aku baru aja nonton, loh! Nonton di VCD lah. Aku nggak nonton di bioskop dan baru bisa nonton sekarang (padahal beli VCD-nya udah kemarin kemarin kemarinnya lagi). Waktu itu lagi nggak tau mau ngapain, yasud nonton VCD aja (tadinya mau dengerin lagu, tapi nggak jadi!).


I've passed the UN!

Hahahahah, akhirnya terbebas juga dari si UN dan aku berhasil melaluinya! Akhirnya bisa updet blog, bisa online lagi, udah bebas dari si UN! Ahahahahah... (bukannya aku yang nari-nari kegirangan, malah jari-jariku yang nari-nari di keyboard).

Yeah, sekarang tinggal menghadapi si Ujian Praktek dan Ujian Sekolah. Kenapa sih mereka harus ada? Ujian Praktek minggu depan dan Ujian Sekolah minggu depannya lagi. Untung aja mata pelajaran Ujian Sekolahnya cuma enam (haha, cuma?!). Oh yeah, bersiap-siaplah untuk menghadapi IPS dan PKn -.-

Alhamdulillah deh UN udah selesai. Alhamdulillah juga banjirnya udah surut sejak hari Minggu. Alhamdulillah juga aku bisa belajar di rumahku yang nyaman daripada belajar di tempat pengungsian sementara.

Kalo aku boleh berkata, soal-soal UN-nya susah-susah-gampang sih.

B.Indonesia : umm...OK.
B.Inggris : OK.
Matematika : oh, don't ask me that! :p
IPA : quite OK.

Nggak nyangka deh, soal-soal Math kayak begitu. Tanganku sibuk menghitung di kertas buram dan kertas buram-nya penuh angka. Sampai-sampai, perutku lapar gara-gara pusing menghitung. Aku coba berkali-kali, eh, jawabannya nggak ada di soal. Hitung lagi deh. Akhirnya lama-lama desperado, yasud lah, pake cara lama. Asal jawab. Hey, aku nggak mau pake cara biasa ya *baca: nyontek.* Mendingan asal jawab aja deh daripada nyontek.

Itu juga milih jawaban berdasarkan feeling dan yang paling COCOK. Hahahahah...

Oke, tinggal nunggu hasil. Moga aku lulus deh. Amin.

Aku hanya ingin bilang

Aku tidak mau Ujian Praktek dan Ujian Sekolah. Mereka hanya bisa membuat otakmu sakit tahu. Mereka kan tidak punya perasaan. Mereka menyiksa dirimu bahkan membuat system di otakmu kacau. Mereka menyiksamu dengan apa saja yang berhubungan dengan praktek dan kelompok dan itu membuatmu kesal. Aku berharap mereka dimusnahkan dari bumi ini. Aku berharap mereka terkubur dalam-dalam. Aku tidak peduli apa yang akan mereka katakan. Yang pasti, aku benci mereka. Aku hanya ingin cepat-cepat mengikuti ujian penerimaan di SMA dan do-re-mi, selesailah perjuanganku. Aku tidak mau menghadapi mereka!

Aku benci kelasku yang sekarang dan aku membenci orang-orang di dalamnya. Mereka membuat dirimu bagai kacang polong yang direbus lama hingga membuat dirimu kepanasan dan bahkan system di otakmu kacau balau atau mungkin hancur. Hati-hati juga dengan telingamu karena bisa-bisa mereka membuat gendang telingamu berdendang karena nyanyian parau mereka. Bisa-bisa kau tidak bisa mendengar ibumu memanggil namamu lagi.

Itu deh konsekuensi yang harus kau terima bila kau menjadi salah satu prajurit di kelasku. Kau hanya bisa menutup kedua telingamu dan bilang ke hatimu untuk sabar.

Dan tolong, jangan coba-coba kau menantang Si Master Kelas Rambut Keriting Bergelar Maling Penggaris. Nanti kau bisa mati di tangannya sebelum kau mengatakan "Aku lulus". Hati-hati dengannya karena dia adalah penguasa kelas. Padahal dia bukan ketua kelas. Jaga deh barang-barangmu dengan baik. Apalagi penggarismu. Soalnya, diam-diam dia suka mencomot setiap penggaris yang ada di atas meja. Setelah itu, dia akan menggunakan penggarismu sebagai stik drum. Mengerikan banget, bukan?

Aku sudah coba untuk nanya ke dia bahwa mungkin dia amat sangat menginginkan drum beserta stiknya, tapi dia malah berkata, "Jangan ikut campur kau!" Ah ya sudahlah, aku juga nggak peduli dengan kau.

Aku mencoba menahan untuk nggak terjatuh dari bangkuku ketika tertawa bersama Miss Anti Cemberut. Mungkin bagi orang lain, leluconnya seperti lelucon monyet, tapi bagiku itu seperti lemon! Ah, apa hubungannya? Aku juga nggak tahu. Aku hanya ingin menulis di sini.

Kurasa otakku kacau. Tuh kan, ini gara-gara mereka! Kuharap ada dokter yang mau menormalkan otakku lagi. Tolong banget deh, musnahkan Ujian Praktek dan Ujian Sekolah. Apalagi drama segala bahasa dengan segala tetek-bengeknya itu. Terima kasih.

Try Out

Kelar juga akhirnya Try Out di sekolah. Oh yeah, sekolah juga mengadakan Try Out Ujian Nasional. Kukira hanya sekolahku, tapi ternyata sekolah lain juga toh. So yea, aku harus belajar ekstra (walaupun nggak sepenuhnya benar).

Soal-soal TO seperti a piece of cake. Ah, semuanya lancar walaupun sedikit dapet stuck di salah satu soal. Tapi, aku coba untuk jawab. Oh yeah, masih mending kan daripada nyontek? Try Out sekarang parah banget. Bener-bener menyedihkan. Kertas yang dipake buat naskah soal pake kertas berkualitas buruk. Jadinya, bikin tulisannya nggak jelas. Terus, ada nomor yang salah lagi. Masa setelah nomor 27 ke nomor 27 lagi? Terus, setelah nomor 44 ke nomor 46? Waaaa, biasalah, yang bikin soal lagi ngantuk :p

Ck, ulangan umum dan Try Out sama aja ternyata. Pengawasnya nggak menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Setelah membagikan lembar jawab en soal, langsung ngeloyor pergi aja, pengen cepet-cepet ngobrol sama pengawas di sebelah. Atau nggak, malah maenan hape atau asyik menyulut rokok. Betapa menyedihkannya...

Jadinya, para peserta Try Out ribut en sibuk nanya ke temen sebelahnya. Salah seorang temenku nyeletuk,

"Ih, jangan nyontek gitu dong! Nanya dong, jangan nyontek!" katanya.

Aku tertawa dalam hati. Cerdas sekali, Anda! :p

Sebelum TO, temen-temenku meratap, melolong, mengeluh, cemas, blablabla. Ah, tanpa kalian meratap, melolong, mengeluh, cemas, blablabla nilai TO kalian tetep bagus kok! Oh yeah? Trust me.

Yah, kuharap ntar kalo UN pengawasannya bener-bener en tolong banget, jangan susah-susah bikin soal-soal UN-nya.

PS. Blogger ganti tampilan, euy!

I like being alone, so what?

So I like being munfarid, so what? Bahasa arabnya : munfarid, bahasa inggrisnya : alone, bahasa sundanya : sorangan, bahasa indonesianya : sendiri, bahasa jawa halusnya: piyambakan. Yeah hahha, saya suka sendiri. Tapi, bukannya nggak punya temen, maksudnya tuh kalo misalnya jalan-jalan, ke mana-mana, sukanya sendiri. Misalnya, ke toko buku sendiri, maen ke mal sendiri. Kalau nggak ada temen yang bisa diajak, sendiri aja, napa tidak?

Waktu itu, aku beli flash disk ke toko buku sendiri. Besoknya, aku ditanya temenku.

"Kika, kemaren ngapain ke toko buku?" tanyanya.

"Beli flash disk," jawabku.

"Ih, berani ya beli sendiri," katanya.

Hahha, aku tertawa dalam hati. Ck, cuman beli flash disk doang dianggap berani? Menurutku biasa aja tuh.

Aku senang menikmati me-time, waktuku untuk diri sendiri. Aku senang jalan-jalan ke mal sendiri (mal yang deket), aku senang ke toko buku sendiri, yah begitulah, aku senang dan sukaaa sekali!

Emang salah ya kalo ke mana-mana itu sendiri? Ke mana-mana tanpa temen? Ntar dianggap aneh, dianggap nggak punya temen, sejuta pasang mata bakal melihat ke arah kita kalo jalan-jalan ke mal sendiri. So hahah, ngapain diurusin sih? Yang penting, aku bisa jalan-jalan dengan santai di mal nggak perlu berselisih pendapat dulu sama temen abis ini mau ke mana.

Yeah, I know, jalan-jalan bareng temen emang asyik. Tapi, apa salahnya sih kalo sendiri aja? Nikmati kesendirian-mu kawan :p

BFG, photograph, greeting card, drama, everything!

Sorry sorry for my late post, i'm busy now this week. Tugas menumpuk, merengek minta dikerjakan dan berkata "nanti-nilaimu-nol-kalau-tidak-segera-mengerjakan." Hahah, ada banyak banget tugas. Oh yeah, itulah kelas 3 SMP. Aku tidak tahu apakah sekolah lain juga banyak tugas, apalagi ini tugas akhir semua! Kalo lagi duduk anteng di depan komputer, pasti ngetik tugas, tapi kadang-kadang suka dibarengi internetan juga sih!

First, I wanna tell you about my english task. Mrs. T menyuruh bikin greeting card, en greeting card harus bener-bener greeting card. Harus dihias, harus bikinan sendiri, harus kreatif... Aku udah bikin greeting card. Sebelumnya, aku bingung mau bikin kayak apa. Hahah, taunya ide malah muncul bikin greeting card bentuk baju.

Aku bikin pola baju berlembar-lembar pake kertas karton, terus dilapisi kertas kado. Well yeah, not really bad -,-

Aku juga dapat tugas (mm, kayaknya bukan tugas, tapi lebih cocok PRAKTEK) drama. Oh yeah, drama. Aku kan nggak bakat dalam drama. Selain itu, aku nggak bakal terpilih jadi pemeran utama. Dugaanku bener. Aku malah jadi figuran *katanya sih yang nge-dance atau yang main musik*. Honestly, i can't play instrument music well. Aku bisanya main pianika. Gitar? Oh, don't ask me that :p

Dan sekarang di pikiranku hanya ada drama, drama, drama, dan drama! Gimana ntar akhirnya? Aku mau jadi apa aja asal dapat nilai agar aku bisa lulus terus ngelanjutin ke smansa.

Second, I can use dad's camera! Kemaren, aku minjem kamera papa. Hahah, meskipun bukan kameraku sendiri, tapi aku pake aja. Well, it was nice. Ck, biarin lah bukan kamera DSLR.

Third, I've found BFG! Big Friendly Giant, karangannya Roald Dahl. Aku suka banget buku-bukunya. Waktu kemarin liat di toko buku, aku langsung beli. Kapan lagi coba aku bisa baca. Aku bawa ke sekolah, yeah sebagai bacaan ringan kalo pagi-pagi di kelas *aku sering datang pagi dan mendapati kelasku belum ada orang*. Daripada bengong, aku baca aja BFG. D temanku juga ikutan baca dan dia sangat sangat sangat terkejut dengan ceritanya. Berulangkali dia komentar, "Ih serem raksasanya!" atau "Oh, jadi maksudnya gitu..." atau "Ih aneh-aneh aja!"

Udah ah. Mau ngerjain tugas lagi.

Photograph

Saat ini, aku sedang tertarik dengan dunia fotografi. Yeah, fotografi. Mungkin karena suka ngeliat foto-foto hasil jepretan salah seorang blogger. Konsep dari foto-fotonya tuh simple, tapi hasilnya keren! Yeah, I dunno why. Entah karena ada bakat, entah karena kamera yang dia pake. Yeah I know, I'm an amateur. Foto-foto hasil jepretan aku emang kurang menarik. Mungkin karena akunya yang nggak jago memotret atau kamera yang aku pake. Biasanya, kalo poto-poto suka pake kamera hape. Yes, kawan. Kamera hape. Cuman 1,3 megapiksel. But, apa lagi coba? Kamera pribadi aja nggak punya -_-

Gara-gara ngeliat foto-foto hasil jepretan salah seorang blogger itu, aku jadi naksir ama kamera Canon yang tentu aja jenis kamera yang suka dipake fotografer. Kayaknya kamera yang itu lebih keren deh!

Kemaren aku browsing dan aku menemukan kamera Canon. Ada tuh Canon EOS 500d. Aku baca penjelasannya, katanya tuh kamera cocok buat pemula. But, omg, harganya itu loh! Mahal amat -_- Kalo nabung, bisa beli kapan? Belum termasuk lensa-nya. Baru body doang. Omg.
Terus, ada tuh satu lagi yang aku tahu. Canon SLR 1000d en Canon EOS 450d.

I'm an amateur. Tak tahu menahu jenis-jenis and tipe-tipe kamera. Ah yasud lah, kamera itu juga nggak bakal lama-lama di daftar skala prioritasku.

Keren deh kayaknya kalo aku bisa motret pemandangan yang wonderful pake kamera Canon tadi. But, I'm just dreaming -_-

Aku mah mikirnya gini. Kalo udah gede, aku pengen jadi seorang traveler. Why traveler? Soalnya, aku bisa jalan-jalan ke tempat-tempat keren sambil memotret pemandangan dari tempat yang aku kunjungi itu. Kan seru!

I like this poem

I was reading this poem di buku bahasa Inggris. Waktu aku baca, puisi ini bener-bener ngena di hati. Yeah, I used to be shy, but now not again :-3

Being busy

UN tinggal menghitung di kalender, UN hampir dekat, UN bentar lagi, UN tinggal beberapa bulan lagi, semuanya panik. Gezz, so, makin rajin belajar, bukan?

So, I don't know now saya harus menghentikan kegiatan berinternet ria ini (untung speedy di rumah gak diputus, kalo diputus gimana orang-orang serumah bisa pesbukan?).

Aku sibuk sekarang *cielah, gak juga!*. Sibuk les, sibuk belajar, sibuk ngerjain tugas yang tiap hari numpuk, sibuk memikirkan tugas presentasi pake power point, sibuk memikirkan UN, sibuk memikirkan dia *ah nggak!*.

Maaf aku jadi jarang posting akhir-akhir ini. Bukan karena sibuk sih sebenernya, cuman nggak ada yang bisa ditulis aja buat postingan. Nggak ada ide maksudku. Ntar aja ya kalo ada ide muncul postingan lagi ok?

PS. *ntar aja lah break internetannya, kalo UN lol*