Powered by Blogger.

Kermit's surgery

Praktikum yang ditunggu-tunggu adalah pembedahan hewan, am I right? Dulu, pas kelas satu SMP, aku membayangkan pas Biologi akan ada praktik membedah hewan, which is katak--the classic expectation all the time. Dan aku udah ngeri membayangkannya. Tapi, ternyata praktikumnya membedah ikan, dan FYI ikannya sakaratul maut ketika dibedah, susah payah bernapas sementara kami, anak-anak kelas satu SMP yang lugu, berusaha untuk melihat insangnya.

Hari Kamis lalu, the-classic-expectation-all-the-time was happening! Specimen yang digunakan adalah Fejervarya sp., nama spesies untuk katak sawah. Jika kau bertanya-tanya apa bedanya katak dengan kodok, biar kujelaskan. Kodok itu kaki-kakinya pendek, sementara katak kaki-kakinya panjang. Specimennya sudah diawetkan dan astaga, bau-nya menyengat sekali. Itulah kenapa harus menggunakan masker dan sarung tangan.

Organ-organ dalam dan otot-otot pada katak ditunjukkan oleh kakak asisten, dan FYI, ternyata otak katak itu kecil sekali. Mungkin sekitar 1 cm.

Well, setiap sebelum praktikum pasti ada pre-test dan materinya seputar acara praktikum hari itu. Tapi, untuk praktikum kemarin, diadakan post-test, dan praktikumnya membantu karena setelahnya jadi tahu bagaimana bentuk organ-organnya (dan jangan tanya berapa nilai post-testku karena itu 'rasis' :-P).

Poor Kermit.

A wimpy writer met a well-known writer #3

Jadi, ini ketiga kalinya bertemu penulis. Aku amat sangat berterima kasih dan salut kepada mereka yang mengadakan seminar dengan pembicaranya seorang penulis--dan aku lebih tertarik mengikuti seminar model begini daripada seminar dengan pembicaranya seorang menteri.

Kali ini, Asma Nadia jadi pembicara di seminar Inspiring Woman Talk--so yea, aku tahu kok ini tentang wanita dan segala tetek-bengeknya, tapi mau apapun tema seminarnya, selama pembicaranya adalah seorang penulis, aku akan menghadirinya (meskipun pas weekend sekalipun yang biasanya dijadikan alasan untuk bangun siang). Dan memang, audience-nya adalah perempuan semua, dengan 98% di antaranya berjilbab panjang dan rok, sementara aku pakai kerudung paris biasa (I said kerudung, ahem.) dan celana jeans.

Lokasi seminarnya bertempat di Psikologi UGM, dan sempat bingung pintu masuknya di mana (maklum, aku kan anak fakultas di seberang jalan yang lugu). Ada booth penjualan buku Asma Nadia juga. FYI, Ma demen baca buku-bukunya Asma Nadia, sementara aku cuma ngintip-ngintip isinya ketika bukunya lagi nganggur. Jadi, aku SMS Ma kira-kira buku mana yang belum punya since buku yang dijual koleksi lengkap dan edisi revisi pula. Tapi, kita sama-sama nggak tahu buku mana yang belum punya jadi aku asal beli saja. Well, yang penting kan di akhir acara bukunya bisa ditandatangani penulisnya.

Topik pembicaraan seputar gimana-caranya-jadi-istri-yang-baik, masalah-masalah seputar pernikahan nanti, perempuan yang harus bisa menjadi pemimpin, dll dsb etc--yah pokoknya topik-topik yang dibahas di buku-bukunya Asma Nadia.

Cukup terhibur dapat tanda tangan meskipun nggak foto bareng.